" Candi Dermo"
Candi Dermo terletak di Dusun Dermo Desa Candi Negoro Kecamatan Wonoayu Kabupaten
Sidoarjo. Candi Dermo berukuran tinggi 13,5 meter, panjang 6 meter dan lebar 6
meter. Saat ini, Candi Dermo
sedang dalam perencanaan akan di renovasi. Sebenarnya candi ini sudah pernah
direnovasi pada jaman penjajahan belanda, namun renovasi yang dilakukan
nampaknya merubah wajah candi, karena lebih bersifat mempertahankan candi dari
keruntuhan daripada upaya menyusun ulang badan candi.
Bagian dalam candi sangat sempit. Ini
karena pada masa pemerintahan Belanda dilakukan pemugaran dan pemugaran ini menambah bagian dalam sedemikian rupa sehingga bisa
menyokong bangunan dari kemungkinan runtuh. Tetapi ada perbedaan antara batu
asli candi dengan batu hasil pemugaran Belanda. Batu bata hasil pemugaran semasa
penjajahan Belanda mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tipis dibandingkan
batu bata asli penyusun candi.
Pada kompleks candi
Dermo, terdapat 4 buah Arca dengan 2 macam jenis, yakni Arca Manusia Bersayap
dan Arca Kolo. Namun sayangnya, sekarang salah satu dari arca-arca tersebut ada
yang sudah hancur, sehingga kini Candi Dermo hanya memiliki 3 Arca saja. Yang
disayangkan juga adalah bentuk apa yang hendak ditampilkan pada kedua patung
tersebut sudah susah untuk dikenali lagi karena arca sudah rusak.
Candi Dermo dibangun pada Masa kerajaan
Majapahit, pada wangsa Raja Hayam Wuruk. Candi bercorak hindu ini berdiri pada
tahun 1353 dibawah pimpinan Adipati Terung yang sekarang makamnya terdapat di
Utara Masjid Trowulan. Candi ini termasuk salah satu kompleks
candi yang dibangun oleh Kerajaan Majapahit sebagai bukti akan luasnya daerah
kekuasaan yang dimiliki. Candi ini sebenarnya merupakan Gapura atau
Pintu Gerbang, orang Jawa mengatakan Gapura Ke Bangunan Suci. Arti
dari Bangunan suci sendiri adalah bangunan induk yang biasanya terletak di
sebelah timur candi.
Begitupula dengan Candi Dermo, sebenarnya dahulu di
sebelah timur Candi ada bangunan induk yang ukurannya lebih besar, namun
sekarang bangunan induk tersebut sudah pupus dimakan waktu dan akhirnya roboh.
Oleh masyarakat jaman dulu, lahan puing-puing bangunan induk tersebut dijadikan
pemukiman oleh warga sekitar.
0 komentar:
Posting Komentar